
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Peranan
media pada aktivitas manusia pada saat ini memang begitu besar. Media telah
menjadi fasilitas bagi kegiatan berbagai sektor kehidupan termasuk juga pada
bimbingan dan konseling. Keberadaan bimbingan konseling supaya tetap diterima
dalam masyarakat tentunya juga harus berkolaborasi dengan perkembangan media.
Penguasaan media bagi seorang konselor merupakan suatu keharusan yang tidak
bisa ditawar lagi.
Dalam
bimbingan konseling media memiliki fungsi dan manfaat bagi konselor maupun
klien yang akan dibahas dalam pembahasan. Media sangat membantu dalam proses
berjalannya konseling.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa saja
fungsi media dalam bimbingan konseling?
2.
Apa saja
manfaat media dalam bimbingan konseling?
C.
Tujuan
1.
Untuk
menjelaskan apa saja fungsi media dalam bimbingan konseling.
2.
Untuk
menjelaskan apa saja fungsi media dalam bimbingan konseling.
![]() |

PEMBAHASAN
Dalam suatu
proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan
ini media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu
metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang
sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam
memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang
diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk
karakteristik siswa. Meskipun demikmian, dapat dikatakan bahwa salah satu
fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan
oleh guru.
Hamalik
(1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh
psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi
pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan
penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan
motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa
meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya,
memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.
A.
Fungsi Media Pendidikan
Levie &
Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media
visual, yaitu:
1.
Fungsi
atensi media visual merupakan inti, yaitu
menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi
pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai
teks materi pelajaran.

2.
Fungsi
efektif dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar atau
membaca teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi
dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial ataau ras.
3.
Fungsi
kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan
bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami
dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4.
Fungsi
kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media
visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah
dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teksdan mengingatnya
kembali.
B.
Manfaat Media BK
Kegunaan media dalam layanan BK:
1.
Memperjelas
penyajian pesan atau informasi agar tidak verbalistis.
2.
Mengatasi
keterbatasan ruang.
3.
Merubah
perilaku dari yang tidak diinginkan menjadi sesuai yang diinginkan.
4.
Menyamakan
persepsi antara pembimbing dengan individu yang dibimbing.
Manfaat media BK:
1.
Dapat
mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman peserta didik.
2.
Dapat
mengatasi ruang kelas.
3.
Memungkinkan
adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungan.
4.
Menghasilkan
keseragaman pengamatan.
5.
Dapat
menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit dan realitas.
6.
Dapat
membangkitkan keinginan dan minat baru.
7.
Dapat
membangkitkan motivasi dan merangsang peserta didik untuk belajar.
8.
Dapat
memberikan pengalaman yang integral dari yang konkrit sampai kepada yang
abstrak.
Manfaat Media. Secara umum media mempunyai kegunaan,
diantaranya:
1.
Memperjelaskan
pesan agar tidak terlaluverbalistis.
2.
Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra.
3.
Menimbulkan
gairah siswa, interaksi lebih langsung antara siswa dengan guru bimbingan dan
konseling (guru BK).
4.
Member
rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang
sama.
5.
Proses
layanan bimbingan dan konseling dapat lebih menarik.
6.
Proses
bibmbingan dan konseling menjadi lebih interaktif.
7.
Kualitas
layanan bimbingan dan konseling dapat ditingkatkan.
8.
Meningkatkan
sikap positif peserta didik terhadap materi layanan bimbingan dan konseling.
Jadi, sangat
jelas bahwa media sangat membantu dalam berlangsungnya pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling, media memudahkan pemahaman bagi peserta didik dan
dengan media konselor atau guru pembimbing menjadi sangat terbantu. Salah
satunya lebih efektif. Media bimbingan dan konseling dalam penggunaannya harus
relevan dengan tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dan isi layanan bimbingan
dan konseling itu sendiri. Media juga untuk meningkatkan kualitas layanan
bimbingan dan konseling, pada umumnya bimbingan dan konseling yang disampaikan
dengan menggunakan media akan tahan lama dalam ingatan para peserta
didik/mengendap.
C.
Keterkaitan Penggunaan Media dalam Konseling
Pada zaman sekarang tekhnologi sudah semakin
berkembang, dan saat ini kita seperti hidup dalam dunia teknologi. Hampir
seluruh aktivitas tergantung pada canggihnya teknologi, terutama teknologi
komunikasi. Konseling sebagai usaha bantuan kepada siswa, saat ini telah
mengalami perubahan-perubahan yang sangat cepat. Perubahan ini dapat ditemukan
pada bagaimana teori-teori konseling muncul sesuai dengan kebutuhan masyarakat
atau bagaimana media teknologi bersinggungan dengan konseling. Media dalam
konseling antara lain adalah komputer dan perangkat audio visual.
Komputer merupakan salah satu media yang dapat
dipergunakan oleh konselor dalam proses konseling. Pelling (2002) menyatakan
bahwa penggunaan komputer (internet) dapat dipergunakan untuk membantu siswa
dalam proses pilihan karir sampai pada tahap pengambilan keputusan pilihan
karir. Hal ini sangat memungkinkan, karena dengan membuka internet, maka siswa
akan dapat melihat banyak informasi atau data yang dibutuhkan untuk menentukan
pilihan studi lanjut atau pilihan karirnya.
Data-data yang didapat melalui internet, dapat
dianggap sebagai data yang dapat dipertanggungjawabkan dan masuk akal (Pelling
2002;). Data atau informasi yang didapat melalui internet adalah data-data yang
sudah memiliki tingkat validitas tinggi. Hal ini sangat beralasan, karena data
yang ada di internet dapat dibaca oleh semua orang di muka bumi.
Sebagai contoh, saat ini dapat kita lihat di internet
tentang profil sebuah perguruan tinggi. Bahkan, informasi yang didapat tidak
sebatas pada perguruan tinggi saja, tetapi bisa sampai masing-masing program
studi dan bahkan sampai pada kurikulum yang dipergunakan oleh masing-masing
program studi. Data-data yang didapat oleh siswa pada akhirnya menjadi suatu
dasar pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan. Tentu saja, pendampingan
konselor sekolah dalam hal ini sangat diperlukan.
Sampsons (2000) mengungkapkan bahwa fasilitas di
internet dapat dapat dipergunakan untuk melakukan testing bagi siswa. Tentu
saja hal ini harus didasari pada kebutuhan siswa.
Penggunaan komputer di kelas sebagai media bimbingan
dan konseling akan memiliki beberapa keuntungan seperti yang dinyatakan oleh
Baggerly sebagai berikut:
1.
Akan meningkatkan kreativitas, meningkatkan
keingintahuan dan memberikan variasi pengajaran, sehingga kelas akan menjadi lebih
menarik.
2.
Akan meningkatkan kunjungan ke web site, terutama yang
berhubungan dengan kebutuhan siswa.
3.
Konselor akan memiliki pandangan yang baik dan
bijaksana terhadap materi yang diberikan.
4.
Akan memunculkan respon yang positif terhadap
penggunaan email.
5.
Tidak akan memunculkan kebosanan.
6.
Dapat ditemukan silabus, kurikulum dan lain sebagainya
melalui website.
7.
Terdapat pengaturan yang baik
Selain
penggunaan internet seperti yang telah diuraikan di atas, dapat dipergunakan
pula software seperti microsoft power point. Software ini dapat membantu
konselor dalam menyambaikan bahan bimbingan secara lebih interaktif. Konselor
dituntut untuk dapat menyajikan bahan layanan dengan mempergunakan imajinasinya
agar bahan layanannya tidak membosankan. Program software power point
memberikan kesempatan bagi konselor untuk memberikan sentuhan-sentuhan seni
dalam bahan layanan informasi. Melalui program ini, yang ditayangkan tidak saja
berupa tulisan-tulisan yang mungkin sangat membosankan, tetapi dapat juga
ditampilkan gambar-gambar dan suara-suara yang menarik yang tersedia dalam
program power point. Melalui fasilitas ini, konselor dapat pula memasukkan
gambar-gambar di luar fasilitas power point, sehingga sasaran yang akan dicapai
menjadi lebih optimal.
Gambar-gambar
yang disajikan melalui program power point tidak statis seperti yang terdapat
pada Over Head Projector (OHP). Konselor dapat memasukkan gambar-gambar yang
bergerak, bahkan konselor bisa melakukan insert gambar-gambar yang ada di
sebuah film.
Media
lain yang dapat dipergunakan dalam proses bimbingan dan konseling di kelas
antara lain adalah VCD/DVD player. Peralatan ini seringkali dipergunakan oleh
konselor untuk menunjukkan perilaku-perilaku tertentu. Perilaku-perilaku yang
tampak pada tayangan tersebut dipergunakan oleh konselor untuk merubah perilaku
klien yang tidak diinginkan (Alssid & Hitchinson, 1977; Ivey, 1971, dalam
Baggerly 2002). Dalam proses pendidikan konselor pun, penggunaan video modeling
ini juga dipergunakan untuk meningkatkan keterampilan dan prinsip konseling
yang akan dikembangkan bagi calon konselor (Koch & Dollarhide, 2000, dalam
Baggerly, 2002).
Sebelum
VCD/DVD player ini ditayangkan, seorang konselor sebaiknya memberikan arahan
terlebih dahulu kepada siswa tentang alasan ditayangkannya sebuah film. Hal ini
sangat penting, sebab dengan memiliki gambaran dan tujuan film tersebut
ditayangkan, maka siswa akan memiliki kerangka berpikir yang sama. Setelah film
selesai ditayangkan, maka konselor meminta siswa untuk memberikan tanggapan terhadap
apa yang telah mereka lihat. Tanggapan-tanggapan ini pada akhirnya akan
mempengaruhi bagaimana klien berpikir dan bersikap, yang kemudian diharapkan
akan dapat merubah perilaku klien atau siswa.
Kelebihan
lainnya dalam pemberian layanan Bimbingan dan Konseling dengan menggunakan
media internet adalah dapat melintasi jarak dan waktu; serta klien dapat
mengakses data yang dibutuhkan dengan cepat.
D.
Kerugian Penggunaan Media dalam Konseling
Menurut Pelling (2002), walaupun saat ini masyarakat
sangat tergantung pada teknologi, tetapi di lain pihak, masih banyak diantara
kita yang mengalami ketakutan untuk mempergunakan teknologi. Tidak dapat
dipungkiri bahwa sebagian besar masyarakat kita masih percaya bahwa
pernyataan-pernyataan yang diberikan oleh orang tua atau orang yang dituakan
masih dianggap lebih baik. Hal ini tidak lepas dari budaya paternalistik yang
melingkupi masyarakat kita. Sebaik apapun teknologi yang berkembang, tetapi
jika pola pikir masyarakat masih terkungkung dengan nilai-nilai yang diyakini
benar, maka data atau informasi yang didapat seakan-akan menjadi tidak berguna.
Hal lain yang terkait dengan penggunaan media dalam
bimbingan dan konseling adalah sasaran pengguna seringkali disamakan. Walaupun
ragam media sudah bermacam-macam, tetapi media ini seringkali masih belum bisa
menyentuh sisi afektif seseorang. Dalam bimbingan dan konseling dikenal istilah
empati. Penggunaan media, seringkali pula akan “menghilangkan” empati konselor,
jika konselor mempergunakan media sebagai alat bantu utama. Klien datang ke
ruang konseling tidak selalu membutuhkan informasi dari internet atau komputer,
bahkan ada kemungkinan klien atau siswa datang ke ruang konseling juga tidak
membutuhkan bantuan dari konselor secara langsung melalui proses konseling.
Tetapi adakalanya, siswa atau klien datang ke ruang konseling hanya ingin
mendapatkan senyuman dari konselor atau penerimaan tanpa syarat dari konselor.
Dalam menggunakan media, seperti internet ada
kekurangannya seperti data sering kali sulit dilindungi; sulit mengetahui
respon klien secara langsung; serta mahal. Selain itu ada beberapa dampak
negatif dari beberapa alat media yang digunakan jika pengguna dan pelaksananya
tidak memahami dampak yang akan ditimbulkan. Beberapa contoh dampak negatif
penyalahgunaan teknologi informasi seperti :
1.
Beredarnya rekaman video porno di ponsel
2.
Beredarnya video porno bajakan yang dilakukan oleh
anak negeri
3.
Banyaknya video-video yang lebih kepada video porno
yang beredar di internet yang dapat di akses dan di lihat oleh kalangan manusia
tidak hanya orang dewasa tetapi juga anak-anak.
Peralatan
teknologi yang ada saat ini hanya bisa bermanfaat jika dimanfaatkan oleh mereka
yang memahami penggunaan masing-masing alat tersebut. Artinya penggunaan
teknologi ini akan memunculkan efek yang baik jika dijalankan oleh mereka yang
paham peralatan tersebut.

PENUTUP
A. Kesimpilan
Pemakaian
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan
dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,
dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan
media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu
keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada
saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran
juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan
menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.
Ketika media
digunakandenganbaikakanmemilikibeberapafungsiantara lain: (1) Fungsi
atensi media, (2) Fungsi
efektif media, (3) Fungsi
kognitif media, (4) Fungsi
kompensatoris media.
Sedangkan yang menjadimanfaatdari media yaitu: (1) Dapat
mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman peserta didik, (2) Dapat mengatasi ruang kelas. (3) Memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta
didik dengan lingkungan, (4) Menghasilkan
keseragaman pengamatan, (5) Dapat
menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit dan realitas, (6)Dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, (7) Dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta
didik untuk belajar, (8) Dapat
memberikan pengalaman yang integral dari yang konkrit sampai kepada yang
abstrak.
![]() |
DAFTAR
PUSTAKA
Drs. Mochamad Nursalim,
2013,Pengembangan Media Bimbingan dan
Konseling, Jakarta: Akademia Permata.
Walgito, P. D, 2010, Bimbingan Dan Konseling (Studi & Karir).
Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Badru Zaman, 2005,Strategi Layanan Bimbingan dan
Konseling, Bandung: Refika Aditama.
Comments
Post a Comment